Hari ke-7, 8 November 2014
“apa yang dilakukan oleh adik-adik kita ini sangat luar biasa dan
mengingatkan kita semua di sini yaitu bahwa mereka datang ke Sydney dengan
lebih dulu menyinggahi Masjid ini lalu mengakhirinya juga dengan menyinggahi
dan bahkan mabit di Masjid ini. Ini semua menggambarkan bahwa mereka memiliki
niat yang lurus dan hanya berharap akan keridloan Allah Swt... semoga mereka
menjadi pemimpin umat yang mampu membawa perubahan negeri kita dan dunia ke
arah Islam!” Dr. Luqman Hakim, Presiden CIDE
|
Menjadi Kang Guru !
|
Alhamdulillah...
Amazing... Allahu
Akbar...
Yeeees!!
LKMA
2014 sudah memasuki hari terakhir di negeri kangguru. Sekali lagi walau belum sempat melihat
kangguru. Hari ini spesial
bagi kami sebelum kembali menuju tanah air esok hari karena ada misi khusus
yang harus diselesaikan
di sini
dan... kami tak pernah menyangkanya! Sungguh!
|
Adik-adik Kecil Kami pun Antusias |
Seperti biasa, dimulai dengan evaluasi
dan briefing pukul 7 pagi. Di sana tanpa hentinya kami menerima
percikan sampai kobaran semangat yang diberikan oleh para pembina kami. Ada hal
satu lagi yang harus kami syukuri pagi itu, pada briefing kali ini kami bisa
bertatap muka kembali dan melakukan evaluasi bersama ketua delegasi kami yang
sempat tertinggal di Indonesia karena
terlambatnya visa. Yap, Pak Rimun Wibowo yang baru saja
datang siang kemarin.
|
Belajar menangani Adik Kecil secara individual |
Lantas apa misi khususnya? Ternyata, misi khusus pertama
hari ini adalah mengajari adik-adik kecil usia 3-7 tahun untuk mengaji. Sesi
kali ini bukan presentasi, bukan diskusi, melainkan menjadi guru bagi adik-adik
kecil kami. Ya, walaupun pada kali ini kami dihadapkan dengan audiens yang
imut-imut, tapi ternyata untuk melakukan hal itu bukan sesuatu yang mudah untuk
dilakukan. Meski tak menyangka, namun sikap kami cuma satu : Hadapi!
Maka jadilah kami sosok baru, Menjadi
kang guru
dadakan. Selama
kurang lebih satu jam kami mendapat pengalaman baru mengajar dan story telling bersama adik-adik yang tidak semuanya mengerti bahasa
indonesia. Itu tantangan lain.
Adik-adik juga terlihat ceria dan terlihat enjoy dengan brothers and sisters
baru mereka.
|
Sholat Jama Takdim Qasar Dhuhur Ashar di Willey Park yang asri |
Selesai
sudah misi kami yang pertama, setelah itu pak Bay, kang Guru
yang asli,
menyampaikan evaluasi untuk kami.
Satu yang sangat dalam menyerap pada diri kami semua adalah betapa terbatasnya
waktu di sini di tengah tantangan yang sedemikian rupa, maka ketika menjadi
kang Guru, beliau berpesan jangan membuang-buang waktu dengan menyampaikan
sesuatu yang tak berarti, sampaikanlah Islam seutuhnya walau mereka masih amat
belia! Wah!
|
Bercengkrama sambil menikmati sajian barbeque |
Usai evaluasi singkat itu, kami
bergegas
membersihkan aula KCA
kembali seperti sedia kala, karena kami tidak akan memakai tempat tersebut
lagi. Kami
akan berganti basecamp. Kurang dari lima
belas menit kami
perlukan agar tempat ini
kembali rapih seperti
sedia kala. Meski sederhana (aula), namun di sini kami dimanjakan
dengan akses internetnya yang membuat kami lancar mengirimkan jurnal harian
sebelumnya. Kami pun
bergegas menuju Willey Park untuk melaksanakan misi kedua
hari ini.
Sesampainya
di hamparan hijau rumput Willey
Park yang
sejuk, ternyata para Brother kami terlihat sedang membakar sesuatu yang
menimbulkan asap kecil.
Yap, misi kedua kami adalah membuat Barbeque spesial ala Insantama. Kami segera bersiap untuk
menyalakan bara api karena kami akan segera memulai acara farewell barbeque
bersama para Brother and Sister yang sekaligus menjadi orang tua asuh dan saudara
baru kami di sini.
|
Duo Mantap Amin dan Kenzi sebagai MC |
Tetapi
jangan salah, membuat barbeque hanyalah misi kecil sebab misi khusus kami adalah memberi tausiyah serta sharing
bersama tentang keseharian kami di Insantama. Acara pun dimulai pukul 13.00, tepat
setelah sholat zuhur. Acara pertama adalah
menikmati semua penganan yang tersedia yang dibawakan oleh Brother
n Sister di sini. Menit demi menit berlalu kami terus menyantap BBQ khas
Insantama sambil bercengkrama. Tak lupa penganan lainnya. Hingga akhirnya duet maut Kenzi dan Amin
sebagai master of ceremony membuka
acara. Banyaknya sambutan siang itu, menjadikan suasana saat itu semakin hangat
layaknya berada di tengah-tengah keluarga sendiri. Karena siang itu juga kami
akan berpamitan secara resmi.
|
sambutan perpisahan dari Pak Rimun |
Susunan acarapun dilaksanakan.
Sambutan dari Kang Opa dari Majelis Taklim As-salam yang tak hentinya memberi
apresiasi kepada tim LKMA atas apa yang sudah diraih dari perjuangan sebelumnya
hingga akhirnya mampu mencapai mimpi itu. Beliau juga sedih karena pertemuan
kami di tujuh hari ini terasa sangat singkat. Dilanjutkan perwakilan Komunitas
Muslim Sydney oleh Ustad Masnawi, perwakilan
Ashabul Kahfi oleh Ustadzah Umi Tengku Chalidin. Semua memberikan apresiasi dan
nasihat kepada kami demi menjulang masa depan yang cemerlang. Semua sambutan ini dipangkasi oleh Pak Rimun
dari Insantama. Kekeluargaan pun makin bertambah dekat.
|
Sambutan dari Kang Opa, Ketua Majelis Taklim Assalam |
Kegiatan siang itu terus berlanjut. Tim nasyid dadakan Alphabet yang
beranggotakan Alif, Ino, Hafiz, RM, Yusuf, dan Adi tiba-tiba mengajak kami semua untuk
menyanyikan MARS Insantama. Setelah itu seluruh personil Alphabet menyampaikan
tausiyah yang menceritakan tentang Muhammad Al Fatih yang kisahnya begitu
menginspirasi terutama bagi para pemuda.
Saat Al Fatih muda dipersiapkan oleh kedua orang tuanya untuk menjadi
sang penakluk Kota Heraklius yaitu Konstantinopel begitu pula kami
mengibaratkan diri kami saat ini yang sedang ditampa keras untuk menjadi
pemimpin masa depan.
|
Mars Insantama bergelora di taman ini |
Kemudian
acara selanjutnya adalah cerita singkat oleh Kathy dan Sarah seputar keseharian
di insantama. Gaya khas mereka membuat semua tertawa renyah.
Kisah keseharian di Insantama yang sangat padat, namun kami tetap ikhlas
menjalaninya.
Setelah itu penyerahan cinderamata oleh setiap perwakilan
komunitas kepada Insantama begitu juga sebaliknya. Dari semua cinderamata yang
diberikan ada satu cinderamata yang unik, yaitu Mokumba atau alat musik
tradisional kaum Aborigin.
Setelah
penyerahan berakhir, tibalah susunan acara yang terakhir yaitu bersalam-salaman bersama para
orang tua asuh, juga
brothers and sisters. Sebelum
itu kami masih ditantang oleh Pak Bram
untuk bisa menjawab dua pertanyaan yang cukup sulit
dengan tepat. Jika benar, beliau akan memberikan hadiah dan tidak
tanggung-tanggung sebuah helikopter mini dan mini bluetooth speaker!
|
Mars Insantama bergelora di taman ini oleh semua dari kami |
Dengan
semangat, Diky mewakili teman-temannya menjawab pertanyaan pertama. Meski
sulit karena perlu pemikiran yang mendalam, namun Diky mampu menjawabnya dengan
sangat tepat.
Berlanjut ke pertanyaan selanjutnya, yang diberikan kepada akhwat. Latifah
Andina menjawab dengan gagah, namun jawabannya dianggap belum tepat sehingga
Hanifah menambahkan. Hingga akhirnya jawaban terakhir dari Zahroh membuat Pak
Bram puas. Semua pertanyaan itu terasa mudah karena memang karena itulah yang
setiap hari diajarkan di Insantama. “Saya belum pernah melihat, seorang remaja
seumuran kalian mampu menjawab pertanyaan seperti ini dengan begitu sempurna”
komentar Pak Bram. Akhirnya, hadiah pun jatuh pada kami semua sebagai 1
angkatan. Mengapa? Karena Diky dan Zahroh memiliki pemikiran dan perasaan yang
sama dengan kami semua bahwa hadiah ini adalah hadiah bagi keberhasilan kami
semua sebagai sebuah team! Allahu akbar!!!
Tiba saatnya kami berpamitan
kepada para Brother And sister, dan yang paling penting kepada orang tua asuh. Bersalaman,
berpelukan dengan mereka membuat hari itu menjadi hari terakhir yang penuh
makna serta ukhuwah. Setelah selama tujuh hari ini mereka semua telah membantu
kami mensukseskan LKMA ini.
|
Cinderamata khas kami untuk MT Assalam |
Dengan demikian dua misi kami
telah dilaksanakan. Tinggal satu misi lagi,
yaitu malam ini. Sebelumnya kami diberi waktu untuk rehat untuk mandi
dan bersiap hingga
akhirnya berkumpul lagi pukul 19.00 di masjid al-Hijrah. Ba'da sholat maghrib
tepatnya kami
mengikuti kegiatan tausiyah mingguan. Dibuka dengan sambutan
dari Pak Luqman Hakim
selaku tuan rumah sekaligus Presiden CIDE (Community for Islamic Dakwah and Education), dilanjutkan dengan sambutan oleh
pak karebet. Kemudian sesi berikutnya adalah “a little story of us” oleh Diky yang
menceritakan ringkasan perjalanan kami selama satu minggu di Sydney dalam
menjalani Latihan Kepemimpinan.
Dilanjutkan dengan tausiyah oleh bapak Amrozi Ali masih
tentang dunia kepemimpinan.
|
Cinderamata khas kami untuk Ashabul Kahfi |
Satu yang terngiang pada kami
adalah apa yang disampaikan Pak Luqman Hakim. Beliau menyatakan, “apa yang dilakukan oleh adik-adik kita ini
sangat luar biasa dan mengingatkan kita semua di sini yaitu bahwa mereka datang
ke Sydney dengan lebih dulu menyinggahi Masjid ini lalu mengakhirinya juga
dengan menyinggahi dan bahkan mabit di Masjid ini. Ini semua menggambarkan
bahwa mereka memiliki niat yang lurus dan hanya berharap akan keridloan Allah
Swt... semoga mereka menjadi pemimpin umat yang mampu membawa perubahan negeri kita
dan dunia ke arah Islam!” Subhanallah!
|
Cinderamata khas kami untuk Komunitas Muslim Sydney |
|
Menjawab Pertanyaan dari Pak Bram |
|
Hadiah spesial dari Pak Bram yang diserahkan oleh Ibu Bram |
|
Foto bersama |
|
LKMA kita
|
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30, waktunya untuk menutup acara pada malam ini. Misi terakhir kami di Australia rupanya sudah selesai. Meski begitu kita harus siap apabila esok hari kita mendapat misi-misi lainnya. Karena memang kami semua dilatih untuk selalu siap, bukan?? So masih ada besok, hari terakhir kami di negeri kangguru. Simak terus kelanjutan kisah kami di lkma 2014.
|
Diky bercerita tentang Mimpi Besar Kami |
|
Ustadz Amrozi Ali Memberi tausiyah tentang Kepemimpinan |
No comments:
Post a Comment