Wednesday, November 12, 2014

Menjadi Kang Guru Sejati!

Hari ke-7, 8 November 2014

apa yang dilakukan oleh adik-adik kita ini sangat luar biasa dan mengingatkan kita semua di sini yaitu bahwa mereka datang ke Sydney dengan lebih dulu menyinggahi Masjid ini lalu mengakhirinya juga dengan menyinggahi dan bahkan mabit di Masjid ini. Ini semua menggambarkan bahwa mereka memiliki niat yang lurus dan hanya berharap akan keridloan Allah Swt... semoga mereka menjadi pemimpin umat yang mampu membawa perubahan negeri kita dan dunia ke arah Islam!” Dr. Luqman Hakim, Presiden CIDE


 Menjadi Kang Guru !
Alhamdulillah... Amazing... Allahu Akbar... Yeeees!!

LKMA 2014 sudah memasuki hari terakhir di negeri kangguru. Sekali lagi walau belum sempat melihat kangguru. Hari ini spesial bagi kami sebelum kembali menuju tanah air esok hari karena ada misi khusus yang harus diselesaikan di sini dan... kami tak pernah menyangkanya! Sungguh!



Adik-adik Kecil Kami pun Antusias
Seperti biasa, dimulai dengan evaluasi dan briefing pukul 7 pagi. Di sana tanpa hentinya kami menerima percikan sampai kobaran semangat yang diberikan oleh para pembina kami. Ada hal satu lagi yang harus kami syukuri pagi itu, pada briefing kali ini kami bisa bertatap muka kembali dan melakukan evaluasi bersama ketua delegasi kami yang sempat tertinggal di Indonesia karena terlambatnya visa. Yap, Pak Rimun Wibowo yang baru saja datang siang kemarin.


 Belajar menangani Adik Kecil  secara individual
Lantas apa misi khususnya?  Ternyata, misi khusus pertama hari ini adalah mengajari adik-adik kecil usia 3-7 tahun untuk mengaji. Sesi kali ini bukan presentasi, bukan diskusi, melainkan menjadi guru bagi adik-adik kecil kami. Ya, walaupun pada kali ini kami dihadapkan dengan audiens yang imut-imut, tapi ternyata untuk melakukan hal itu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Meski tak menyangka, namun sikap kami cuma satu : Hadapi! Maka jadilah kami sosok baru, Menjadi kang guru dadakan. Selama kurang lebih satu jam kami mendapat pengalaman baru mengajar dan story telling bersama adik-adik yang tidak semuanya mengerti bahasa indonesia. Itu tantangan lain. Adik-adik juga terlihat ceria dan terlihat enjoy dengan brothers and sisters baru mereka.

Sholat Jama Takdim Qasar  Dhuhur Ashar di Willey Park yang asri
Selesai sudah misi kami yang pertama, setelah itu pak Bay, kang Guru yang asli, menyampaikan evaluasi untuk kami. Satu yang sangat dalam menyerap pada diri kami semua adalah betapa terbatasnya waktu di sini di tengah tantangan yang sedemikian rupa, maka ketika menjadi kang Guru, beliau berpesan jangan membuang-buang waktu dengan menyampaikan sesuatu yang tak berarti, sampaikanlah Islam seutuhnya walau mereka masih amat belia! Wah!

Bercengkrama sambil menikmati sajian barbeque
Usai evaluasi singkat itu, kami bergegas membersihkan aula KCA kembali seperti sedia kala, karena kami tidak akan memakai tempat tersebut lagi. Kami akan berganti basecamp. Kurang dari lima belas menit kami perlukan agar tempat ini kembali rapih seperti sedia kala. Meski sederhana (aula), namun di sini kami dimanjakan dengan akses internetnya yang membuat kami lancar mengirimkan jurnal harian sebelumnya. Kami pun bergegas menuju Willey Park untuk melaksanakan misi kedua hari ini.
Sesampainya di hamparan hijau rumput Willey Park yang sejuk, ternyata para Brother kami terlihat sedang membakar sesuatu yang menimbulkan asap kecil. Yap, misi kedua kami adalah membuat Barbeque spesial ala Insantama. Kami segera bersiap untuk menyalakan bara api karena kami akan segera memulai acara farewell barbeque bersama para Brother and Sister yang sekaligus menjadi orang tua asuh dan saudara baru kami di sini.

Duo Mantap Amin dan Kenzi sebagai MC
Tetapi jangan salah, membuat barbeque hanyalah misi kecil sebab misi khusus kami adalah memberi tausiyah serta sharing bersama tentang keseharian kami di Insantama. Acara pun dimulai pukul 13.00, tepat setelah sholat zuhur. Acara pertama adalah menikmati semua penganan yang tersedia yang dibawakan oleh Brother n Sister di sini. Menit demi menit berlalu kami terus menyantap BBQ khas Insantama sambil bercengkrama. Tak lupa penganan lainnya.  Hingga akhirnya duet maut Kenzi dan Amin sebagai master of ceremony membuka acara. Banyaknya sambutan siang itu, menjadikan suasana saat itu semakin hangat layaknya berada di tengah-tengah keluarga sendiri. Karena siang itu juga kami akan berpamitan secara resmi.
sambutan perpisahan dari Pak Rimun
Susunan acarapun dilaksanakan. Sambutan dari Kang Opa dari Majelis Taklim As-salam yang tak hentinya memberi apresiasi kepada tim LKMA atas apa yang sudah diraih dari perjuangan sebelumnya hingga akhirnya mampu mencapai mimpi itu. Beliau juga sedih karena pertemuan kami di tujuh hari ini terasa sangat singkat. Dilanjutkan perwakilan Komunitas Muslim Sydney oleh Ustad Masnawi,  perwakilan Ashabul Kahfi oleh Ustadzah Umi Tengku Chalidin. Semua memberikan apresiasi dan nasihat kepada kami demi menjulang masa depan yang cemerlang.  Semua sambutan ini dipangkasi oleh Pak Rimun dari Insantama. Kekeluargaan pun makin bertambah dekat.

Sambutan dari Kang Opa, Ketua Majelis Taklim Assalam
Kegiatan siang itu terus  berlanjut. Tim nasyid dadakan Alphabet yang beranggotakan Alif, Ino, Hafiz, RM, Yusuf, dan Adi  tiba-tiba mengajak kami semua untuk menyanyikan MARS Insantama. Setelah itu seluruh personil Alphabet menyampaikan tausiyah yang menceritakan tentang Muhammad Al Fatih yang kisahnya begitu menginspirasi terutama bagi para pemuda.  Saat Al Fatih muda dipersiapkan oleh kedua orang tuanya untuk menjadi sang penakluk Kota Heraklius yaitu Konstantinopel begitu pula kami mengibaratkan diri kami saat ini yang sedang ditampa keras untuk menjadi pemimpin masa depan.

Mars Insantama bergelora di taman ini
Kemudian acara selanjutnya adalah cerita singkat oleh Kathy dan Sarah seputar keseharian di insantama. Gaya khas mereka membuat semua tertawa renyah. Kisah keseharian di Insantama yang sangat padat, namun kami tetap ikhlas menjalaninya. Setelah itu penyerahan cinderamata oleh setiap perwakilan komunitas kepada Insantama begitu juga sebaliknya. Dari semua cinderamata yang diberikan ada satu cinderamata yang unik, yaitu Mokumba atau alat musik tradisional kaum Aborigin. Setelah penyerahan berakhir, tibalah susunan acara yang terakhir yaitu bersalam-salaman bersama para orang tua asuh, juga brothers and sisters. Sebelum itu kami masih ditantang oleh Pak Bram untuk bisa menjawab dua pertanyaan yang cukup sulit dengan tepat. Jika benar, beliau akan memberikan hadiah dan tidak tanggung-tanggung sebuah helikopter mini dan mini bluetooth speaker!

Mars Insantama bergelora di taman ini oleh semua dari kami
Dengan semangat, Diky mewakili teman-temannya menjawab pertanyaan pertama. Meski sulit karena perlu pemikiran yang mendalam, namun Diky mampu menjawabnya dengan sangat tepat. Berlanjut ke pertanyaan selanjutnya, yang diberikan kepada akhwat. Latifah Andina menjawab dengan gagah, namun jawabannya dianggap belum tepat sehingga Hanifah menambahkan. Hingga akhirnya jawaban terakhir dari Zahroh membuat Pak Bram puas. Semua pertanyaan itu terasa mudah karena memang karena itulah yang setiap hari diajarkan di Insantama. “Saya belum pernah melihat, seorang remaja seumuran kalian mampu menjawab pertanyaan seperti ini dengan begitu sempurna” komentar Pak Bram. Akhirnya, hadiah pun jatuh pada kami semua sebagai 1 angkatan. Mengapa? Karena Diky dan Zahroh memiliki pemikiran dan perasaan yang sama dengan kami semua bahwa hadiah ini adalah hadiah bagi keberhasilan kami semua sebagai sebuah team! Allahu akbar!!!

Tiba saatnya kami berpamitan kepada para Brother And sister, dan yang paling penting kepada orang tua asuh. Bersalaman, berpelukan dengan mereka membuat hari itu menjadi hari terakhir yang penuh makna serta ukhuwah. Setelah selama tujuh hari ini mereka semua telah membantu kami mensukseskan LKMA ini.

 Cinderamata khas kami untuk MT Assalam
Dengan demikian dua misi kami telah dilaksanakan. Tinggal satu misi lagi, yaitu malam ini. Sebelumnya kami diberi waktu untuk rehat untuk mandi dan bersiap hingga akhirnya berkumpul lagi pukul 19.00 di masjid al-Hijrah. Ba'da sholat maghrib tepatnya kami mengikuti kegiatan tausiyah mingguan. Dibuka dengan sambutan dari Pak Luqman Hakim selaku tuan rumah sekaligus Presiden CIDE (Community for Islamic Dakwah and Education), dilanjutkan dengan sambutan oleh pak karebet. Kemudian sesi berikutnya adalah a little story of us oleh Diky yang menceritakan ringkasan perjalanan kami selama satu minggu di Sydney dalam menjalani Latihan Kepemimpinan. Dilanjutkan dengan tausiyah oleh bapak Amrozi Ali masih tentang dunia kepemimpinan.

 Cinderamata khas kami untuk Ashabul Kahfi

Satu yang terngiang pada kami adalah apa yang disampaikan Pak Luqman Hakim. Beliau menyatakan, “apa yang dilakukan oleh adik-adik kita ini sangat luar biasa dan mengingatkan kita semua di sini yaitu bahwa mereka datang ke Sydney dengan lebih dulu menyinggahi Masjid ini lalu mengakhirinya juga dengan menyinggahi dan bahkan mabit di Masjid ini. Ini semua menggambarkan bahwa mereka memiliki niat yang lurus dan hanya berharap akan keridloan Allah Swt... semoga mereka menjadi pemimpin umat yang mampu membawa perubahan negeri kita dan dunia ke arah Islam!” Subhanallah!

Cinderamata khas kami untuk Komunitas Muslim Sydney

Menjawab Pertanyaan dari Pak Bram

 Hadiah spesial dari Pak Bram yang diserahkan oleh Ibu Bram

Foto bersama
LKMA kita












































Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30, waktunya untuk menutup acara pada malam ini. Misi terakhir kami di Australia rupanya sudah selesai. Meski begitu kita harus siap apabila esok hari kita mendapat misi-misi lainnya. Karena memang kami semua dilatih untuk selalu siap, bukan?? So masih ada besok, hari terakhir kami di negeri kangguru. Simak terus kelanjutan kisah kami di lkma 2014.   

 Diky bercerita tentang Mimpi Besar Kami

Ustadz Amrozi Ali  Memberi tausiyah tentang Kepemimpinan

No comments:

Post a Comment