Wednesday, November 12, 2014

Ukhuwah Islamiyyah itu Nyata!

sambutan Pak Rimun dalam acara Obsesi di Masjid Al Hijrah
Hari ke-8, 9 November 2014

Tidak seperti biasanya...  Cukup sulit bagi kami untuk menuliskan reportase hari ini.  Yap, hari ini memang terasa berat buat kami.  Hari ini, hari Ahad tanggal 9 merupakan hari terakhir kami berada di negeri kangguru Australia. Ah,  andai kami masih bisa berlama-lama di sini... tapi kami tak boleh berandai-andai! Semua sudah harus bisa kami lewati, kami tidak boleh tergelincir pada perbuatan seperti ini! Ya, meski berat, tapi kami harus kuat dan tegar! Harus!


 kami mengikuti Obsesi
Meski ini hari terakhir, namun seperti biasa kami tetap memulai kegiatan pukul 3 pagi. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya kami tim ikhwan  mabit dan tidur di masjid Al-Hijrah – CIDE (Centre for Information, Dakwah and Education). Sementara, akhwat  tetap kembali ke pangkuan orang tua asuhnya masing-masing.

Setelah prosesi tahajud dan persiapan diri, kami melakukan sholat subuh berjamaah di masjid Al-Hijrah. Setelah selesai melakukan sholat berjamaah, kami mendengarkan tausyiah yang di sampaikan oleh ustadz Fanani  di hadapan seluruh jamaah Masjid Al-Hijrah. Beliau menegaskan kembali tentang pentingnya berpegang teguh pada Islam.

Pak Yoga menerima penyematan pin LKMA  sebagai tanda ukhuwah
Setelah selesai mendengarkan tausyiah, kami tim laki-laki dijamu makan pagi oleh jamaah Masjid Al-Hijrah yang didominasi oleh umat muslim Indonesia di Sydney.  Sungguh, tak ada habisnya nikmat yang Allah swt berikan pada kami (ssst.. sampai detik ini, kami belum mengeluarkan sepeser pun uang dollar Australia kami!  Semua urusan transportasi, akomodasi, konsumsi semua diberikan gratis oleh semua brother and sister kami di sini di bawah komando Ust Yoga dan istri beliau Ustadzah Khonsa. Apalagi konsumsi,  tak ada habisnya tersedia untuk kami.  Yang kami lihat, semua Brother n Sister di sini, seakan berlomba menyajikan apa saja yang kami perlukan, bahkan untuk sekadar kertas hvs yang jumlahnya terbilang dengan jari... subhanallah walhamdulillah!   

Menyusun Kebulatan Tekad 1 Angkatan Menjadi Pemimpin Sejati & Lulusan Terbaik
Setelah selesai menyantap hidangan pagi itu, kami  mengikuti salah satu kegiatan rutin Masjid Al-Hijrah yaitu OBSESI (Obrolan Seputar Islam). Pembina kami Bp Karebet diminta untuk menyampaikan paparannya mengenai isu yang sedang hangat dibicarakan, beliau menyampaikan bahwa semakin lama di sini, kami bisa melihat dengan jelas bahwa  problematika kehidupan  juga ada di sini yang bersandar pada  sistem hidup yang mereka adopsi, yakni demokrasi sekuler.  Beliau mengutip hasil diskusi dengan beberapa pihak selama di sini, tentang rusaknya remaja Australia.  Ada UU tentang Perlindungan Anak yang menegaskan bahwa anak-anak  yang sudah berumur 18 tahun sudah tidak lagi bisa dikendalikan oleh orangtuanya termasuk dalam aktivitas  maksiat mereka. Salah satu korbannya adalah orangtua dari Indonesia yang sudah menjadi permanent residence di sini dijebloskan ke penjara hanya karena memarahi anaknya yang memasukkan pacar Australianya ke kamarnya!  Kondisi masyarakatnya  yang tertib, teratur lebih karena kebutuhan mereka, bukan karena ketaatan akan aturan yang benar. Jadi, rasanya kalau ada pihak yang menyebut bahwa ‘Australia lebih Islami!’ patut dipertanyakan darimana sandarannya, karena mereka sama sekali tidak bisa disebut beriman dan beramal sholih! Weleh-weleh...

Yang amazing pada acara ini adalah, diputarnya  film pendek dokumentasi LKMA selama di Australia. Film? Ya! Ini salah satu tantangan yang diberikan pembina agar di hari terakhir kami di sini, kami sudah bisa membuatkan sebuah film pendek tentang kegiatan ini. ini menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban kami kepada tuan rumah kami, Brother n Sister di sini.  
Setelah selesai mengikuti acara OBSESI kami melakukan evaluasi akhir dan briefing mengenai acara hari ini.  Kami mengisi form evaluasi yang sudah disiapkan Pembina kami. Lalu kami ditantang untuk membuat Tekad Bersama dengan hanya diberikan waktu 5 menit saja tanpa dibimbing oleh pembina.  Akhirnya jadilah Tekad itu :

“Kami, Kelas 12 Angkatan 3 – Titanium bertekad
1.   Menjadi Pemimpin Sejati Demi Kehormatan Diri, Keteladanan Bagi Adik Kelas, serta Kebanggaan Keluarga dan Ummat.
2.   Menembus Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia dan Meraih Predikat Lulusan Terbaik SMAIT Insantama dengan NEM minimal 9.00.
Australia, 9 November 2014”
Insya Allah tekad itu akan kami bacakan saat tiba di sekolah kami tercinta.

Acara kemudian berpindah ke tugas baru. Tugas lagi? Ya! Semua selalu berbalut tugas dan... tentu saja kami juga menerima dengan senang hati, karena memang ini latihan yang penting bagi masa depan kami kelak!
Menjajal Moda Transportasi Kereta Api di Sydney
Lalu, apa tugas itu? Tugasnya tak lain adalah ‘membeli sesuatu yang istimewa bagi orangtua kami’. Masya Allah...  ini memang bukan sembarang membeli biasa, tetapi membeli dengan basis filosofis!  Maka, waktu yang ditunggu pun tiba. Kami hanya diberi waktu maksimal 60 menit di lokasi pembelian. Kami diwejang untuk tetap fokus pada misi kami karena kami akan bertemu dengan beragam orang di sana.

Tak lama, kami pun bergerak menuju ke Paddys Market dengan menggunakan alat transportasi umum, kereta api. Kami dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dipandu oleh tour Guide istimewa, yakni Brother n Sister di sini.  Untuk pertama kalinya selama di kota ini, kami berkesempatan menjajal moda transportasi umum kereta api double dekker atau 2 tingkat.
Sesampai di lokasi yang ditentukan, kami pun langsung bergegas menjalankan tugas yang ‘menggembirakan’ itu... maklum  kehidupan kami  selama di sana nyaris tanpa rehat sama sekali. 
Tak lama memang, tapi yang penting kami semua sudah berhasil menemukan yang dicari. Saatnya untuk kembali ke Masjid Al Hijrah.  Pukul 06.00 sore kami sudah harus sampai untuk langsung mengemasi barang  dan sejam kemudian  bertolak ke Bandara.
Mencari sesuatu yang Istimewa untuk Ibunda dan Ayahanda
Hari ini terasa berat buat kami, karena harus berpisah dengan Brother dan Sister di sini setelah apa yang kami alami, bukti ukhuwah Islamiyyah.  Mereka sangat melayani kami.  Apa saja keperluan kami, mereka segera tanggap dan memberikannya.  Mereka lebih mendahulukan kami daripada keluarga mereka sendiri... diantara mereka juga bahkan ada yang rela untuk cuti selama seminggu hanya untuk melayani kami... Allahu akbar!!! 

Itulah mengapa, air mata pun tak bisa ditahan lagi. bukan hanya kami yang menangis haru, namun juga para orangtua asuh kami.  Mereka tak ingin kami pulang ke Indonesia.  Tak ada kata yang bisa melukiskan perasaan kami semua. Termasuk para pembina juga larut dalam keharuan!  Tapi... kami harus terus bergerak. Kami tak boleh diam. Umat menanti kami! Tekad kami sudah bulat demi kemuliaan Umat... pukul 23 malam, kami pun berlepas menuju Jakarta dengan transit di Kuala Lumpur. 

Foto Bersama dengan Wakil Brother di Sydney

No comments:

Post a Comment